Gambar Sampul IPS · BAB 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia
IPS · BAB 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia
Sanusi Fattah

24/08/2021 13:36:38

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Sanusi Fattah

••

••

Amin Hidayat

Juli Waskito

••

••

Moh. Taukit Setyawan

untuk SMP/MTs

Kelas VIII

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional

Dilindungi Undang-undang

Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

dari Penerbit CV. Teguh Karya

Penulis

:

Sanusi Fattah

Amin Hidayat

Juli Waskito

Moh. Taukit Setyawan

Editor

:

Ermawati

Ika Tyasing K.

Tri Tien Gunawati

Design Cover

:

Teguh Karya

Setting/ Lay out :

Yamtono

Agus Supriyadi

Ukuran Buku

:

17,6 x 25 cm

300.7

ILM

Ilmu

pengetahuan sosial : untuk SMP/ MTs kelas VIII/

Sanusi Fattah ... [et al.] editor Ermawati, Ika Tyasing, Tri Tien Gunawati. —

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

viii, 378 hlm. : ilus. ; 25 Cm.

Bibliografi : hlm. 375-376

Indeks: hlm. 377-378

ISBN 979-462-990-1

1. Ilmu-ilmu Sosial- Studi dan Pengajaran

I. Judul II Fattah, Sanusi

III. Ermawati

IV. Tyasing, Ika IV. Gunawati, Tri Tien

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2008

Diperbanyak oleh ...

untuk SMP/MTs

Kelas VIII

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat

dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan

Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran

ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat

melalui situs internet (

website

) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses

pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

34 Tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak

cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk

digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya

kepada Departe-men Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down

load

), digandakan, dicetak, dialih-mediakan, atau difotokopi oleh

masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga

penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih

mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun

sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan

sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.

Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah

buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu

ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami

harapkan.

Jakarta, Juli 2008

Kepala Pusat Perbukuan

KAKA

KAKA

KA

TT

TT

T

A SA S

A SA S

A S

AMBUTAMBUT

AMBUTAMBUT

AMBUT

ANAN

ANAN

AN

iii

Puji syukur patut kalian panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat dan karunia-Nya kalian memperoleh kesempatan untuk melanjutkan

belajar dari SD ke SMP/MTs.

Buku ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kalian akan

pengetahuan, pemahaman, dan panduan untuk menganalisis segala hal yang berkaitan

dengan kegiatan sosial masyarakat. Buku ini memuat materi IPS yang meliputi

Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi yang disusun secara sistematis,

komprehensif, dan terpadu. Penyusunan materi dalam buku ini telah disesuaikan

dengan Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 2006. Materi

pembelajaran contoh, dan latihan-latihan disajikan dari

fenomena-fenomena sosial

yang ada di sekitar kalian, sehingga kalian dapat mengambil manfaatnya untuk bekal

kehidupan kalian di masa depan. Selain itu, buku ini juga memiliki beberapa kelebihan

antara lain materinya mudah dip

ahami, disusun dengan bahasa yang menarik,

komunikatif, sederhana, dan lugas.

Untuk memudahkan kalian dalam memahaminya, buku ini disajikan dengan

karakteristik berikut ini.

¾

Peta Konsep : disajikan dalam bentuk bagan ringkasan yang dapat membentuk

kerangka berpikir kalian dalam memahami seluruh materi.

¾

Jeli

: memb

erikan informasi pengetahuan tambahan bagi kalian yang

berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.

¾

Ajang Kreasi : mendorong k

alian untuk berlatih memecahkan masalah dan

mengemukakan pendapat.

¾

Catting

: berisi ringkasan materi dan konsep-konsep penting untuk

memudahkan kalian memahami keseluruhan isi bab.

¾

Renungkanlah : memuat kesimpulan tentang sikap dan perilaku yang perlu kalian

teladani.

Akhirnya, semoga buku ini bermanfaat bagi kalian dalam memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan kemamp

uan menganalisis segala hal yang berkaitan dengan kegiatan

sosial masyarakat. Penyusun menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna. Oleh

karena itu, penyusun terbuka menerima masukan dari semua pihak demi penyempurnaan

buku ini. Tidak lupa, kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan buku ini,

kami ucapkan terima kasih.

Selamat belajar, semoga sukses.

Mei, 2008

Penyusun

KAKA

KAKA

KA

TT

TT

T

A PENGA PENG

A PENGA PENG

A PENG

ANTANT

ANTANT

ANT

ARAR

ARAR

AR

iv

Kata Sambutan

..............................................................................................................

iii

Kata Pengantar

..............................................................................................................

iv

Daftar Isi .....................................................................................................................

....

v

BAB 1

Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

..........................

1

A. Unsur-Unsur Fisik Wilayah Indonesia

............................................

2

B. Persebaran Flora dan F

auna

..............................................................

13

C. Kondisi Sosial Indonesia .....................................................................

17

D. Kegiatan Ekonomi Pend

uduk Indonesia

........................................

19

E. Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di

Indonesia ...........

25

Bab 2

Dinamika Penduduk

................................................................................

31

A. Permasalahan Kependudukan di Indonesia, Dampak, dan

Upaya Mengatasinya ...........................................................................

32

B. Macam Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-Faktor yang

Memengaruhinya

..................................................................................

44

C. Kondisi Penduduk Indonesia Berdasarkan Bentuk Piramida

Penduduknya

........................................................................................

49

D. Rasio Jenis Kelamin dan Rasio Beban Ketergantungan ..............

51

E. Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor Penyebabnya

................................

53

F. Dampak-Dampak Migrasi dan Upaya Penanggulangannya

Bab 3

Lingkungan Hidup dan Pelestariannya

............................................

63

A. Unsur-Unsur L

ingkung

an ..................................................................

64

B. Arti Penting Lingkungan ....................................................................

64

C. Bentuk-Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor

Penyebabnya

..........................................................................................

66

D. Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup

...............................

71

E . Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nasional .................................

72

F. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan

.............................................

73

G. Ciri-Ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan

......................

74

Bab 4

Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat Di

Indonesia ......................................................................................................

81

A. Penjelajahan Samudra dan Kedatangan Bangsa Barat di

Indonesia hingga Terbentuknya Kekuasaan

Kolonial

................

82

B. Kebijakan Pemerintah Kolonial dan Pengaruhnya di Indonesia

91

C. Perlawanan Menentang Kolonialisme dan Imperialisme Barat

di Indonesia ........................................................................................... 105

D. Persebaran Agama Kristiani, Islam, dan Agama Lain di

Indonesia pada Masa Kolo

nial

..........................................................

116

DD

DD

D

AFTAFT

AFTAFT

AFT

AR ISIAR ISI

AR ISIAR ISI

AR ISI

v

Bab 5

Muncul dan Berkembangnya Pergerakan Nasional Indonesia ..... 125

A. Latar Belakang Tumbuhnya Kesadaran Na

sional

........................

126

B. Perkembangan Pergerakan Nasional

.............................................. 133

Bab 6

Penyakit Sosial sebagai Akibat Penyimpangan Sosial

dan Upaya Pencegahannya ..................................................................... 156

A. Perilaku Penyimpangan ...................................................................... 156

B. Berbagai Penyakit Sosial dalam Ma

syarakat

.................................

158

C. Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial .......................................... 162

D. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam

Keluarga dan Masyarakat

..................................................................

164

E. Mengembangkan Sikap Simpati terhadap Pelaku

Penyimpangan

Sosial ........................................................................... 166

Bab 7

Kelangkaan Sumber Daya dan Kebutuhan Manusia ......

.............. 173

A. Kebutuhan Hidup Manusia ................................................................ 174

B . Alat Pemuas Kebutuhan ...................................................................... 178

C. Kelangkaan

............................................................................................ 182

D. Skala Prioritas

....................................................................................... 184

Bab 8

Pelaku-pelaku Ekonomi .......................................................................... 191

A. Pengertian Pelaku Ekonomi ...............................................................

192

B. Pelaku-Pelaku Ekonomi

......................................................................

192

Bab 9

Pasar ............................................................................................................... 207

A. Pengertian Pasar

................................................................................... 208

B . Fungsi Pasar ........................................................................................... 209

C. Macam-Macam Pasar ........................................................................... 210

E. Hubungan antara Pasar dengan Distribusi

....................................

218

D. Peranan Pasar ........................................................................................

219

Bab 10

Persiapan Kemerdekaan Indonesia ...................................................... 225

A. Proses Berakhirnya Kekuasaan Jepang di Indonesia

.................. 226

B. Arti Penting Sidang-Sidang BPUPKI dan PPKI bagi Persiapan

Kemerdekaan dan Pembentukan Negara Indonesia

................... 227

C. Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam

Sidang-Sidang BPUPKI dan PPKI .................................................... 231

Bab 11

Peristiwa Sekitar Proklamasi dan Pembentukan Negara

Kesatuan Republik Indonesia ............................................................... 237

A. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

............................................... 238

B. Penyebaran Berita Proklamasi dan Sikap Rakyat di Berbagai

Daerah

..................................................................................................... 243

C. Terbentuknya Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik

Indonesia serta Kelengkapannya

..................................................... 245

D. Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara

Kesatuan dan Pemerintahan Republik Indonesia ......................... 249

Bab 12

Bentuk-bentuk Hubungan Sosial dan Pranata Sosial dalam

Kehidupan Masyarakat

............................................................................ 259

A. Hubungan Sosial

................................................................................... 260

B. Pranata Sosial

........................................................................................

264

vi

vii

Bab 13

Pengendalian Sosial

................................................................................. 281

A. Macam-Macam

Pengendalian Sos

ial ................................................ 282

B. Tahapan Pengend

alian Sosial ............................................................ 284

C. Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial

................................................ 285

D. Peran Pranata Sosial dalam Up

aya Pengendalian Sosial ............ 286

Bab 14

Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja sebagai Sumber Daya dalam

Kegiatan Eko

nomi ............................................................................................ 295

A. Ketenagakerjaan

.................................................................................... 296

B . Masalah Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja di Indonesia ........... 301

C. Peran Pemerintah Menanggulangi Masalah

Ketenagakerjaan

.................................................................................... 303

Bab 15

Pelaku-Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian

Indonesia ...................................................................................................... 309

A. Sistem Ek

onomi ..................................................................................... 310

B . Sistem Ekonomi Indonesia ................................................................. 314

C. Pelaku Utama dalam Sistem Perekonomian Indonesia ............... 317

Bab 16

Pajak

.............................................................................................................. 331

A. Pajak dalam Perekonomian Indonesia ............................................. 332

B . Contoh Pajak yang Ditanggung Keluarga ...................................... 339

C. Fungsi Pajak dalam Perekonomian Indonesia ............................... 345

Bab 17

Permintaan dan Penawaran serta Terbentuknya Harga Pasar ...... 351

A. Permintaan Barang

dan Jasa .............................................................. 352

B. Penawaran Barang dan Jasa ............................................................... 359

C. Harga Pasar ............................................................................................

364

Glosarium ........................................................................................................................ 372

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 37

5

Index

......................................................................................................................... 3

77

viii

BAB 1BAB 1

BAB 1BAB 1

BAB 1

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

YY

YY

Y

AH DAH D

AH DAH D

AH D

ANAN

ANAN

AN

PENDUDUK INDONESIA

PENDUDUK INDONESIA

PENDUDUK INDONESIA

PENDUDUK INDONESIA

PENDUDUK INDONESIA

PETPET

PETPET

PET

A KA K

A KA K

A K

ONSEPONSEP

ONSEPONSEP

ONSEP

Unsur fisik wilayah

- letak

-

relief daratan

-

persebaran Jenis tanah

Unsur/kondisi sosial

-

suku bangsa

-

bahasa

-

agama

Wilayah Indonesia

Kegiatan Ekonomi

penduduk Indonesia

- Agraris

- Nonagraris

Persebaran Flora dan

Fauna di Indonesia

Hubungan kondisi

fisik dan sosial di

Indonesia

Sumber

: Altas lengkap, 2007

Gambar 1.1

Wilayah Indonesia terdiri atas gugusan pulau besar dan kecil.

N

egara Indonesia merupakan rangkaian gugusan pulau yang

terbentang sepanjang

+ 5.600 km dari Sabang hingga Merauke.

Wilayah negara Republik Indonesia mempunyai gugusan pulau

terbanyak di dunia. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah pulau

di Indonesia mencapai 18.110 buah (

Buku Pintar Seri Senior

, 2003),

terdiri atas pulau besar dan kecil, baik yang berpenghuni ataupun

tidak. Keberadaan pulau-pulau dan luas wilayah tersebut

merupakan salah satu unsur fisik penyusun wilayah Indonesia yang

akan kita pelajari dalam bab ini. Adapun unsur sosialnya akan kita

bahas pada bab tersendiri.

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

KONDISI FISIK WILA

YY

YY

Y

AHAH

AHAH

AH

DAN PENDUDUK

DAN PENDUDUK

DAN PENDUDUK

DAN PENDUDUK

DAN PENDUDUK

INDONESIAINDONESIA

INDONESIAINDONESIA

INDONESIA

11

11

1

BAB

Skala 1 : 41.000.000

S

U

T

B

22

22

2

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Unsur-Unsur Fisik Wilayah Indonesia

Unsur-Unsur Fisik Wilayah Indonesia

Unsur-Unsur Fisik Wilayah Indonesia

Unsur-Unsur Fisik Wilayah Indonesia

Unsur-Unsur Fisik Wilayah Indonesia

AA

AA

A

..

..

.

1.1.

1.1.

1.

Letak Indonesia

Letak Indonesia

Letak Indonesia

Letak Indonesia

Letak Indonesia

Letak Indonesia artinya tempat beradanya wilayah Indonesia

di permukaan bumi. Berdasarkan sifatnya, letak dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu letak absolut dan letak relatif.

a.a.

a.a.

a.

Letak Astronomis

Letak Astronomis

Letak Astronomis

Letak Astronomis

Letak Astronomis

Letak astronomis dapat diartikan sebagai letak wilayah secara

tepat berdasarkan kedudukan garis lintang dan bujur

.

Secara

astronomis, wilayah Indonesia berada antara 6

o

LU - 11

o

LS dan 95

o

BT - 141

o

BT. Perhatikan letak astronomis wilayah Indonesia berikut!

Letak astronomis disebut juga letak absolut. Letak ini

membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut

ini beberapa pengaruh tersebut.

1)

Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis.

2)

Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga

daerah waktu berikut ini.

a) Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur

105

o

BT dengan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT.

Daerah waktunya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan

Barat, dan Kalimantan Tengah.

Sumber:

Atlas Persada dan Dunia,

2000

Gambar 1.2

Letak lintang dan bujur wilayah Indonesia.

10

0

LU

LAUT CINA SELATAN

MALAYSIA TIMUR

SINGAPURA

MALAYSIA BARAT

BRUNEI DARUSSALAM

FILIPINA

JAWA

SAMUDERA HINDIA

SUMATERA

IRIAN JAYA

KALIMANTAN

LAUT JAWA

LAUT FLORES

LAUT ARAFURU

LAUT TIMOR

LAUT BANDA

LAUT SULAWESI

SULAWESI

TIMOR-TIMUR

Bandung

Jateng

Jatim

DI Yogyakarta

Dili

Nusa Tenggara

P. Madura

Bali

NTB

Sumbawa

P. Sumba

NTT

Kupang

P. F l o r e s

Mataram

Jabar

Semarang

Surabaya

DI Aceh

Sumut

Riau

Sumsel

Jambi

Bengkulu

Lampung

Sumbar

P. S i b e r u t

P. Mentawai

P. Nias

Kalbar

Pakan Baru

Pontianak

Kalteng

Palangkaraya

Kalsel

Banjarmasin

Ujung Pandang

Sulsel

Sulsel

Sultra

Kendari

Manado

Sulut

Gorontalo

Palu

Kaltim

SEL. UJUNGPANJANG

Samarinda

Irja Barat

P. Halmahera

Sofifi

Maluku Utara

Manokwari

Irja Tengah

Irja Barat

Jayapura

Irja TImur

Papua Nugini

Kep. Kai

P. Ya m d e n a

Kep. Tanimbar

Kep. Aru

P. Yos Sudarso

Denpasar

DKI Jakarta

Banten

Bandar Lampung

Serang

Bengkulu

Palembang

Medan

P. Belitung

P. Bangka

Banda Aceh

Padang

P. W e

0

0

10

0

LS

100

0

BT

110

0

BT

120

0

BT

130

0

BT

140

0

BT

100

0

BT

110

0

BT

120

0

BT

130

0

BT

140

0

BT

10

0

LU

0

0

10

0

LS

MALUKU

Ambon

P. S e r a m

Skala 1 : 40.000.000

S

U

T

B

33

33

3

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

b) Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis

bujur 120

o

BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.

Daerah waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan

Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil

di sekitarnya.

c) Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur

135

o

BT dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah

waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-

pulau kecil di sekitarnya.

b.b.

b.b.

b.

Letak Geografis

Letak Geografis

Letak Geografis

Letak Geografis

Letak Geografis

Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya

dengan wilayah lain di muka bumi. Secara geografis, Indonesia

terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara

Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Sumber:

Atlas Indonesia dan Dunia,

2003

Gambar 1.3

Letak relatif Indonesia di posisi silang.

A s i a

Australia

Samudra

Hindia

Samudra Pasifik

E r o p a

A f r i k a

Samudra Artika

Amerika

Selatan

Amerika Utara

Samudra Atlantik

Letak geografis Indonesia menempatkan Indonesia di posisi

silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi

perdagangan yang ramai. Bahkan sejak zaman dahulu, perairan

Nusantara merupakan perairan yang ramai dilalui kapal-kapal

dagang dari India, Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini

menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku

bangsa.

Selain itu, letak di antara dua benua dan dua samudra

memengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Benua dan samudra yang

memiliki karakteristik iklim yang berlainan, secara periodik

memengaruhi keadaan cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak

di garis khatulistiwa.

c.c.

c.c.

c.

Pengaruh Letak Indonesia terhadap Perubahan Musim

Pengaruh Letak Indonesia terhadap Perubahan Musim

Pengaruh Letak Indonesia terhadap Perubahan Musim

Pengaruh Letak Indonesia terhadap Perubahan Musim

Pengaruh Letak Indonesia terhadap Perubahan Musim

Perpaduan antara letak astronomis dengan letak geografis

Indonesia tersebut menimbulkan kondisi berikut ini.

Skala 1 : 404.200.000

S

U

T

B

44

44

4

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

1)

Matahari bersinar terus menerus sepanjang tahun.

2)

Penguapan tinggi, sehingga kelembapan juga tinggi.

3)

Memiliki curah hujan yang relatif tinggi.

4)

Memiliki wilayah hutan hujan tropis yang cukup lebat.

5)

Memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau

sebagai akibat pergerakan angin monsun.

Musim di Indonesia dipengaruhi oleh adanya gerak semu

matahari. Gerak semu matahari terjadi karena pengaruh rotasi bumi

dalam berevolusi (mengelilingi matahari). Perhatikan gambar dan

uraian singkat berikut!

Pada tanggal 23 Maret, posisi matahari tepat

di atas khatulistiwa (0°), kemudian matahari

seolah-olah bergeser ke arah Utara, hingga pada

tanggal 21 Juni, matahari seolah-olah berada

agak condong di Utara, yaitu di titik balik Utara.

Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi,

seiring dengan berjalannya waktu, matahari

kembali bergeser ke Selatan, hingga pada tanggal

23 September, matahari kembali tepat di atas

khatulistiwa, kemudian matahari seolah-olah

bergeser ke arah Selatan, hingga pada tanggal

22 Desember, matahari seolah-olah berada agak

condong di Selatan, yaitu di titik balik Selatan.

Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi,

seiring dengan berjalannya waktu, matahari

kembali bergeser ke Utara, hingga pada tanggal

23 Maret, matahari kembali tepat di atas

khatulistiwa. Kondisi ini berjalan terus menerus

sepanjang waktu.

Sumber:

Ilustrasi bagian produksi,

2006

Gambar 1.4

Gerak semu matahari.

Peristiwa tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi

kelembapan dan tekanan udara di Indonesia. Saat matahari banyak

berada di wilayah belahan bumi Utara (antara pertengahan bulan

Maret - September), maka di daerah Utara (kawasan Benua Asia)

akan mengalami pemanasan maksimal. Hal ini menyebabkan daerah

tersebut memiliki tekanan udara minimum. Kondisi ini menyebab-

kan angin berembus dari daerah bertekanan tinggi (dari belahan

bumi Selatan atau Benua Australia) ke daerah bertekanan rendah

(belahan bumi Utara atau Benua Asia). Gerakan udara ini menimbul-

kan angin monsun atau musim yang disebut angin monsun Timur

(Tenggara), bertiup antara bulan April - Oktober. Perjalanan angin

ini hanya melalui perairan yang relatif sempit, sehingga angin

monsun Timur (Tenggara) hanya memiliki sedikit kandungan air.

Hal ini menyebabkan terjadinya musim kemarau di sebagian besar

wilayah Indonesia.

55

55

5

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

Sebaliknya, saat kedudukan matahari berada di wilayah bumi

bagian Selatan (antara pertengahan bulan September - Maret), maka

di daerah Selatan (Benua Australia) akan mengalami pemanasan

yang maksimal. Hal ini menyebabkan daerah tersebut memiliki

tekanan udara minimum. Kondisi ini menyebabkan angin berembus

dari daerah bertekanan maksimum (Benua Asia) ke daerah ber-

tekanan minimum (Benua Australia). Gerakan udara ini menimbul-

kan angin yang disebut angin monsun Barat. Angin monsun Barat

bergerak dari daratan Asia sekitar bulan Oktober - April. Dalam

perjalanannya, angin ini melalui wilayah perairan yang cukup luas

(Samudra Hindia dan Pasifik), sehingga memiliki kandungan uap

air yang cukup besar dan mendatangkan musim hujan bagi sebagian

besar wilayah Indonesia.

Sumber:

Atlas lengkap,

2001

Gambar 1.5

Skema pergerakan angin monsun Timur (Tenggara).

Skala 1 : 56.250.000

Sumber:

Atlas lengkap,

2001

Gambar 1.6

Skema pergerakan angin monsun Barat.

Skala 1 : 56.250.000

S

U

T

B

S

U

T

B

66

66

6

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

2.2.

2.2.

2.

Relief Daratan Indonesia

Relief Daratan Indonesia

Relief Daratan Indonesia

Relief Daratan Indonesia

Relief Daratan Indonesia

Relief adalah bentuk kekasaran permukaan

bumi, baik berupa tonjolan, dataran, atau cekungan. Permukaan

daratan Indonesia sangat bervariasi, hal ini dikarenakan Indonesia

memiliki sejarah dan formasi geologi yang unik. Indonesia me-

nempati dua lapisan Lempeng benua yang berbeda, yaitu Lempeng

Benua Asia di kawasan Barat dan lempeng Benua Australia di

kawasan Timur. Selain itu, Indonesia berada pada jalur pertemuan

lempeng dunia, sehingga banyak menghasilkan rangkaian gunung

api.

Secara garis besar, relief daratan Indonesia dapat dibedakan

atas daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi atau daerah

pegunungan. Indonesia banyak memiliki gunung dan pegunungan,

hal ini dikarenakan Indonesia dilintasi oleh dua jalur pegunungan

muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Sirkum Pasifik

merupakan rangkaian pegunungan di sekeliling Samudra Pasifik.

Berawal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, Rocky

Mountain di Amerika Utara, Alaska, Kepulauan Aleut, Kepulauan

Kuril, Kepulauan Jepang, Taiwan, Filipina, Pulau Irian, hingga

Selandia Baru. Adapun Sirkum Mediterania dimulai dari Afrika

Utara dan Eropa Selatan, lewat Asia Barat, Pegunungan Himalaya,

Thailand Utara, Myanmar, Kepulauan Andaman, dan Indonesia.

Di Indonesia, jalur tersebut terpecah menjadi dua, yang dikenal

dengan sebutan jalur busur dalam dan jalur busur luar. Jalur busur

luar berada di perairan sebelah Barat Sumatra, sebelah Selatan Jawa,

Bali, Nusa Tenggara, dan berakhir di Kepulauan Tanimbar. Adapun

jalur busur dalam berada di Pulau Sumatra, membentuk rangkaian

Bukit Barisan di bagian Barat Sumatra, rangkaian pegunungan

Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Kepulauan Banda.

Indonesia tercatat memiliki 128 gunung api, 90 di antaranya

masih aktif dan selalu menunjukkan aktivitas vulkanismenya. Selain

itu, terdapat tidak kurang dari 400 gunung api yang telah mati.

Sebuah gunung dianggap telah mati jika sejak tahun 1600 tidak lagi

menunjukkan adanya gejala vulkanisme.

Banyaknya gunung api ini memengaruhi jenis dan kesuburan

tanah, karena proses vulkanisme dapat menghasilkan tanah baru

dan debu hasil letusannya

mampu menyuburkan tanah.

Perubahan musim kemarau ke musim hujan atau

sebaliknya disebut masa peralihan antarmusim atau

lebih dikenal dengan sebutan

musim pancaroba

. Musim

pancaroba dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau,

terjadi antara bulan Maret - April; dan peralihan dari

musim kemarau ke musim penghujan, terjadi antara

bulan September - Oktober.

Angin muson atau monsun adalah

angin yang bertiup dan berganti

arah setiap setengah tahun sekali

yang terjadi karena perbedaan

tekanan udara antara kontinen

Asia dan Australia yang bersifat

basah sehingga menyebabkan

musim penghujan dan bersifat

kering sehingga menyebabkan

musim kemarau.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

77

77

7

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar wilayah

Indonesia

merupakan lahan yang subur. Selain itu,

banyaknya gunung api juga berpengaruh terhadap

kondisi cuaca, khususnya curah hujan sebagai akibat

dari proses orografis, serta ketersediaan air tawar

karena banyak terdapat mata air di lereng-lerengnya

yang menimbulkan aliran sungai.

Relief daratan permukaan bumi

terbentuk karena adanya proses-

proses geologi yang meliputi

aktivitas tektonik (diastropisme),

vulkanisme,

dan seisme.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

http:// id.wikipedia.org/ wiki/Berkas:Map_of_Indonesia_Demis.png

Gambar 1.7

Peta relief daratan Indonesia.

3.3.

3.3.

3.

PP

PP

P

erer

erer

er

sebarsebar

sebarsebar

sebar

an Jenis Tan Jenis T

an Jenis Tan Jenis T

an Jenis T

anahanah

anahanah

anah

Tanah merupakan suatu benda alam yang menempati lapisan

kulit bumi terluar yang tersusun dari butir tanah, air, udara, serta

sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan tempat hidup makhluk

hidup. Tanah terbentuk dari batuan induk atau batuan dasar yang

mengalami pelapukan sehingga pecah menjadi bagian yang kecil-

kecil. Berdasarkan prosesnya, pelapukan batuan induk menjadi

tanah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pelapukan fisik,

pelapukan biologi, dan pelapukan kimia.

Pelapukan fisik terjadi karena aktivitas tenaga-tenaga eksogen,

seperti perbedaan suhu udara, terpaan angin, tenaga arus air atau

gelombang serta gletser yang terjal secara terus menerus pada

batuan. Pelapukan biologi terjadi karena adanya aktivitas makhluk

hidup, baik hewan atau tumbuhan, di dalam tanah yang menyebab-

kan lapuk dan pecahnya lapisan batuan menjadi massa batuan yang

lebih kecil hingga menjadi tanah. Adapun pelapukan kimia terjadi

karena adanya proses kimia yang terjadi dan mengubah susunan

kimia batuan sehingga batuan lebih mudah lapuk dan pecah menjadi

massa batuan yang lebih kecil hingga menjadi tanah. Ketiga proses

tersebut tentu saja memerlukan waktu dan intensitas yang terus

menerus sehingga pembentukan tanah merupakan suatu proses

yang sangat lama. Ketiga proses tersebut telah kalian pelajari di

kelas VII, coba bukalah kembali catatan kalian tentang ketiga proses

pelapukan batuan tersebut!

S

U

T

B

Skala 1 : 45.000.000

88

88

8

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Topsoil

Bedrock

Regolith

Subsoil

Permukaan

tanah

Sumber:

Jendela Iptek - Bumi,

2000

Gambar 1.8

Profil tanah

a.a.

a.a.

a.

TT

TT

T

anah Vanah V

anah Vanah V

anah V

erer

erer

er

tiktik

tiktik

tik

alal

alal

al

Bentuk persebaran tanah vertikal dapat kalian lihat saat ada

penggalian parit, liang, atau sumur. Saat mencapai kedalaman

tertentu, kalian akan melihat perbedaan warna lapisan tanah.

Perbedaan warna lapisan tanah tersebut dikenal dengan sebutan

profil tanah

. Secara garis besar, profil tanah terdiri atas empat lapisan.

1)

Lapisan tanah atas

Lapisan tanah atas disebut juga

topsoil,

merupakan

bentuk lapisan tanah yang paling subur, berwarna

cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki

ketebalan hingga 30 cm. Pada lapisan tanah inilah

berkembang aktivitas organisme tanah. Warna

cokelat kehitaman dan kesuburan tanah pada lapisan

ini disebabkan pengaruh humus (bunga tanah), yaitu

campuran sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati

dan membusuk di dalam lapisan atas.

2)

Lapisan tanah bawah

Lapisan tanah bawah disebut juga

subsoil

, merupakan

lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan

topsoil

. Lapisan ini memiliki sifat kurang subur karena

memiliki kandungan zat makanan yang sangat

sedikit, berwarna kemerahan atau lebih terang,

strukturnya lebih padat, dan memiliki ketebalan

antara 50 - 60 cm. Pada lapisan ini, aktivitas

organisme dalam tanah mulai berkurang, demikian

juga dengan sistem perakaran tanaman. Hanya

tanaman keras yang berakar tunggang saja yang

mampu mencapainya.

3)

Lapisan bahan induk tanah

Lapisan bahan induk tanah disebut juga

regolith

,

merupakan asal atau induk dari lapisan tanah bawah.

Pada profil tanah, lapisan ini berwarna kelabu

keputih-putihan, bersifat kurang subur karena tidak

banyak mengandung zat-zat makanan, strukturnya

sangat keras, dan sulit ditembus sistem perakaran.

Di lereng-lerang pegunungan lipatan atau patahan,

Tanah yang ideal untuk pertanian adalah tanah yang me-

ngandung unsur bahan mineral (45%), air (20-30%), udara (20-30%)

dan bahan organik (5%). Akan tetapi, kondisi tersebut biasanya

sulit ditemui secara ideal di lapangan karena adanya perbedaan

jenis tanah. Berdasarkan proses pembentukannya, maka tanah dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis menurut sifat-sifatnya. Jenis-jenis

tanah di Indonesia, antara lain, dapat dibedakan seperti berikut

ini.

99

99

9

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

lapisan ini seringkali tersingkap dengan jelas.

Akan tetapi karena sifat-sifat tersebut, maka

lapisan tanah ini sulit dibudidayakan dan hanya

akan menghasilkan tanaman yang kerdil dan

tidak berkembang.

4)

Lapisan batuan induk

Lapisan batuan induk disebut juga

bedrock

,

merupakan bentuk batuan pejal yang belum mengalami proses

pemecahan. Lapisan ini terletak di lapisan paling bawah,

sehingga jarang dijumpai manusia. Akan tetapi di pegunungan

lipatan atau patahan, lapisan ini terkadang tersingkap dan

berada di lapisan atas. Bila hal ini terjadi, maka lahan tersebut

merupakan lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami karena

masih merupakan lapisan batuan.

b.b.

b.b.

b.

Jenis-Jenis T

Jenis-Jenis T

Jenis-Jenis T

Jenis-Jenis T

Jenis-Jenis T

anah (Panah (P

anah (Panah (P

anah (P

erer

erer

er

sebarsebar

sebarsebar

sebar

an Tan T

an Tan T

an T

anah Horizont

anah Horizont

anah Horizont

anah Horizont

anah Horizont

al)al)

al)al)

al)

Persebaran tanah secara horizontal di Indonesia dapat dibeda-

kan menjadi beberapa jenis, berikut ini.

1)

Tanah gambut (organosol)

Tanah gambut berwarna hitam, memiliki kandungan air dan

bahan organik yang tinggi, memiliki pH atau tingkat keasaman

yang tinggi, miskin unsur hara, drainase jelek, dan pada umum-

nya kurang begitu subur. Di Indonesia, persebaran tanah

gambut paling banyak terdapat

di Kalimantan Selatan, disusul

Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat,

Jambi, Kalimantan Timur, dan Papua

bagian Selatan. Karena

sifatnya yang kurang subur, maka pemanfaatan jenis tanah ini

terbatas untuk pertanian perkebunan seperti karet, kelapa dan

palawija.

2)

Tanah latosol

Tanah latosol berwarna merah kecokelatan,

memiliki profil tanah yang dalam, mudah

menyerap air, memiliki pH 6 – 7 (netral)

hingga asam, memiliki zat fosfat yang

mudah bersenyawa dengan unsur besi dan

aluminium, kadar humusnya mudah

menurun. Tersebar di kawasan Bukit

Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan

Timur dan Selatan, Bali, Papua, dan

Sulawesi. Jenis tanah ini pada dasarnya

merupakan bentuk pelapukan dari batuan

vulkanis.

3)

Tanah regosol

Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi, bersifat

subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara,

pH 6 - 7, cenderung gembur, kemampuan menyerap air tinggi,

Proses pembentukan tanah (pedo-

genesis) dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor iklim, organisme

(makhluk hidup), topografi (relief),

bahan induk, dan faktor waktu.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

Dokumen Penerbit

Gambar 1.9

Tanah Latosol memiliki ciri fisik

merah kecokelatan, profil tanah dalam, dan

mudah menyerap air.

1010

1010

10

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

4)

Tanah aluvial

Tanah aluvial meliputi lahan yang sering mengalami banjir,

sehingga dapat dianggap masih muda. Sifat tanah ini

dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asal sehingga

kesuburannya pun ditentukan sifat bahan asalnya. Misalnya

tanah yang terdapat di Lembah Sungai Bengawan Solo yang

berasal dari pegunungan karst (Pegunungan Sewu), umumnya

kurang subur karena kekurangan unsur fosfor dan kalium.

Sebaliknya, tanah di lembah Sungai Opak, Progo, dan Glagah

yang berasal dari Gunung Merapi umumnya lebih subur karena

tergolong gunung muda sehingga kaya akan unsur hara dan

tersusun atas debu vulkanis yang produktif. Secara umum,

sifat jenis tanah ini mudah digarap, dapat menyerap air, dan

permeabel sehingga cocok untuk semua jenis tanaman

pertanian. Tersebar luas di sepanjang lembah sungai-sungai

besar di Indonesia.

5)

Tanah litosol

Tanah litosol dianggap sebagai lapisan

tanah yang masih muda, sehingga bahan

induknya dangkal (kurang dari 45 cm) dan

seringkali tampak di permukaan tanah

sebagai batuan padat yang padu. Jenis

tanah ini belum lama mengalami

pelapukan dan sama sekali belum

mengalami perkembangan. Jika akan

dimanfaatkan untuk lahan pertanian, maka

jenis tanah ini harus dipercepat

perkembangannya, antara lain, dengan

penghutanan atau tindakan lain untuk

mempercepat pelapukan dan pembentukan

topsoil

. Jenis tanah

ini tersebar luas di seluruh Kepulauan Indonesia, meliputi Jawa

Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku

Selatan. Adapun di Sumatra, jenis tanah ini terdapat di wilayah

yang tersusun dari batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan

batu lapis.

6)

Tanah grumusol

Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat,

berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan

mudah pecah saat musim kemarau. Di Indonesia, jenis tanah

ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih

dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak

bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25

o

C,

dan mudah tererosi. Persebaran jenis tanah ini di Indonesia

terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang

masih aktif ataupun yang sudah mati. Banyak dimanfaatkan

untuk lahan pertanian.

Sumber:

Dokumen Penerbit

Gambar 1.10

Tanah Litosol merupakan

tanah muda yang dicirikan dengan solum

tanah dangkal.

1111

1111

11

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

curah hujan <2.500 mm, dengan pergantian

musim hujan dan kemarau yang nyata.

Persebarannya meliputi Sumatra Barat, Jawa

Barat (daerah Cianjur), Jawa Tengah (Demak,

Grobogan), Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro,

Ngawi, Madiun, dan Bangil),

serta di Nusa

Tenggara Timur. Pemanfaatan

jenis tanah ini

pada umumnya untuk jenis vegetasi rumput-

rumputan atau tanaman keras semusim

(misalnya pohon jati).

7)

Tanah andosol

Tanah andosol terbentuk dari endapan abu

vulkanik yang telah mengalami pelapukan

sehingga menghasilkan tanah yang subur.

Jenis tanah ini berwarna cokelat kehitaman,

tersebar di pulau-pulau yang memiliki gunung

api aktif, seperti di Sumatra bagian Barat,

Jawa, Bali, dan sebagian Nusa Tenggara. Tanah jenis ini banyak

ditemukan di dataran tinggi bersuhu sedang hingga dingin.

Oleh karena itu, jenis tanah ini banyak dikembangkan untuk

tanaman perkebunan dan hortikultura.

8)

Tanah podzolik merah-kuning

Tanah podzolik merah-kuning merupakan

jenis

tanah yang memiliki persebaran terluas di

Indonesia. Berasal dari bahan induk batuan

kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan

antara 2.500 - 3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah

basah dan mudah mengalami pencucian oleh air

hujan, sehingga kesu-burannya berkurang.

Dengan pemupukan yang teratur, jenis tanah ini

dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan

perkebunan. Tersebar di dataran-dataran tinggi

Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa

Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara.

9)

Tanah rendzina

Tanah rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau

Indonesia. Berdasarkan luasannya, daerah-daerah di Indonesia

yang memiliki jenis tanah ini adalah Maluku, Papua, Aceh,

Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa.

Rendzina merupakan tanah padang rumput yang tipis berwarna

gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan

gips. Pada umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang

tinggi dengan pH antara 7,5 - 8,5 dan peka terhadap erosi.

Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan pertanian, sehingga

dibudidaya-kan untuk tanaman-tanaman keras semusim dan

palawija.

Di permukaan bumi, tanah atau

lahan mempunyai kemampuan

yang berbeda-beda yang disebab-

kan oleh

sifat fisik tanah seperti

tekstur tanah, permeabilitas tanah,

solum tanah, ke

miringan

lereng,

tingkat erosi, serta kondisi drainase

tanah (pengutusan tanah) yaitu

kemampuan tanah dalam me-

nyalurkan air.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

Kompas, 27 September,

2006

Gambar 1.11

Tanah Grumusol yang diciri-

kan dengan pecah-pecah (mengembang)

di musim kemarau.

1212

1212

12

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

a.a.

a.a.

a.

IklimIklim

IklimIklim

Iklim

Unsur iklim yang berpengaruh terhadap

keanekaragaman flora, antara lain, curah

hujan, suhu, kelembapan udara dan angin. Ke

empat unsur tersebut akan membentuk suatu

kondisi lingkungan tertentu yang meme-

ngaruhi sifat-sifat fisik dan kimia tanah.

Daerah dengan curah hujan dan kelembapan

udara yang tinggi cenderung memiliki

vegetasi yang beraneka ragam, misalnya hutan

hujan tropis di pedalaman Kalimantan.

Kondisi fisik hutan hujan tropis, antara lain,

pohonnya besar-besar, ketinggian pohon

beragam, suasana selalu basah atau lembap,

daun-daun lebat sehingga sinar matahari terhalang dan tidak dapat

menyinari lantai hutan secara langsung, dan banyak ditemui

vegetasi yang merambat.

Sumber:

Encarta Encylopedia, 2006

Gambar 1.12

Kondisi hutan hujan tropis.

Persebaran Flora dan Fauna

Persebaran Flora dan Fauna

Persebaran Flora dan Fauna

Persebaran Flora dan Fauna

Persebaran Flora dan Fauna

B.B.

B.B.

B.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dari

berbagai penelitian menyebutkan bahwa > 10% kehidupan jenis

mahkluk hidup di muka bumi ini ada di Indonesia, sedangkan luas

daratan Indonesia hanya <

1

75

dari seluruh luas daratan di dunia.

Keadaan ini menempatkan Indonesia sebagai satu di antara tujuh

negara

mega biodiversity

, dengan luas hutan tropis terbesar ketiga

setelah Brasil (Amerika Selatan) dan Zaire (Afrika).

1.1.

1.1.

1.

Dunia TDunia T

Dunia TDunia T

Dunia T

umbuhan (Flor

umbuhan (Flor

umbuhan (Flor

umbuhan (Flor

umbuhan (Flor

a)a)

a)a)

a)

Persebaran jenis-jenis tumbuhan di Indonesia tidaklah merata.

Daerah yang memiliki jenis tumbuhan terbanyak terdapat di kawasan

hutan hujan primer di dataran rendah Kalimantan, disusul oleh Papua,

Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, serta kawasan Nusa Tenggara.

Perbedaan jenis dan persebaran flora ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain, iklim, kondisi tanah, relief daratan, dan formasi

geologi.

Diskusikan dengan kelompok kalian tentang dampak positif dan dampak negatif dari

kondisi fisik Indonesia berdasarkan letak, topografi, dan keadaan tanahnya! Tulislah

hasil diskusi kalian pada selembar kertas dan serahkan kepada bapak/ibu guru untuk

diberi penilaian!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

1313

1313

13

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

b.b.

b.b.

b.

KK

KK

K

ondisi T

ondisi T

ondisi T

ondisi T

ondisi T

anahanah

anahanah

anah

Kondisi tanah berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.

Kondisi tanah dipengaruhi oleh iklim dan batuan induk atau bahan

penyusun lapisan tanah. Iklim dapat mempercepat proses pelapukan

dan pembentukan tanah, sedangkan batuan induk menentukan sifat

dasar tanah. Misalnya, batuan kapur akan menghasilkan tanah

laterit yang kurang subur, sedangkan endapan vulkanik akan meng-

hasilkan jenis tanah andosol yang subur.

c.c.

c.c.

c.

Relief Daratan

Relief Daratan

Relief Daratan

Relief Daratan

Relief Daratan

Relief daratan berhubungan dengan ketinggian tempat dan

kemiringan lereng. Seperti telah kita ketahui, ketinggian tempat

erat kaitannya dengan suhu dan iklim setempat, sehingga pada

akhirnya akan berpengaruh terhadap jenis vegetasinya. Masih

ingatkah kalian dengan pembagian iklim menurut Junghuhn?

Junghuhn membagi iklim berdasarkan dua faktor, yaitu

ketinggian tempat dan jenis tanaman. Masing-masing ketinggian

tempat memiliki suhu atau temperatur yang berbeda-beda sehingga

suatu daerah dapat dibedakan atas daerah sedang, daerah sejuk,

dan daerah dingin. Keadaan ini juga akan memengaruhi jenis

tanaman tertentu yang bisa hidup. Untuk lebih jelasnya kalian dapat

membuka buku kalian pada kelas VII.

d.d.

d.d.

d.

Formasi Geologi

Formasi Geologi

Formasi Geologi

Formasi Geologi

Formasi Geologi

Formasi geologi berpengaruh terhadap persebaran jenis batuan

dasar dan jenis vegetasi. Telah kita ketahui, bahwa sejarah geologi

Kepulauan Indonesia terdiri atas dua paparan benua, yaitu paparan

Benua Asia untuk wilayah Indonesia bagian Barat (Pulau Sumatra,

Kalimantan, Jawa, dan Bali) serta paparan Benua Australia untuk

wilayah Indonesia bagian Timur (Kepulauan Maluku, Papua, dan Aru).

Di antara kedua paparan benua tersebut terdapat zona peralihan

(Kepulauan Nusa Tenggara dan Sulawesi) yang mempunyai corak

atau ciri khas tersendiri.

Berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhi persebaran flora

tersebut, secara garis besar, jenis-jenis flora di Indonesia dapat

dibedakan, berikut ini.

a.a.

a.a.

a.

Flora di Indonesia Bagian Barat

Flora di Indonesia Bagian Barat

Flora di Indonesia Bagian Barat

Flora di Indonesia Bagian Barat

Flora di Indonesia Bagian Barat

Flora di wilayah Indonesia bagian Barat didominasi oleh

vegetasi hutan hujan tropis yang selalu basah. Hal ini dikarenakan

pada kawasan ini mempunyai curah hujan dan kelembapan yang

cukup tinggi. Jenis-jenis flora di kawasan ini memiliki kesamaan

ciri dengan flora di Benua Asia pada umumnya. Adapun flora tipe

Asia (Asiatis) memiliki ciri-ciri, berikut ini.

1)

Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu yang berharga,

misalnya jati, meranti, kruing, mahoni, dan sejenisnya.

1414

1414

14

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

c.c.

c.c.

c.

Flora di Indonesia Bagian Timur

Flora di Indonesia Bagian Timur

Flora di Indonesia Bagian Timur

Flora di Indonesia Bagian Timur

Flora di Indonesia Bagian Timur

Flora di wilayah Indonesia bagian Timur di-

dominasi oleh hutan hujan tropis. Akan tetapi, jenis

tumbuhannya berbeda dengan jenis tumbuhan di

wilayah Indonesia bagian Barat. Jenis flora di wilayah hutan hujan

tropis bagian Timur memiliki kesamaan dengan flora di kawasan

Benua Australia, sehingga jenis floranya bersifat Australis. Salah

satu flora ciri khas di kawasan Indonesia Timur adalah anggrek.

2)

Selalu hijau sepanjang tahun.

3)

Bersifat heterogen.

Selain itu, di wilayah Indonesia bagian Barat juga

terdapat tumbuhan endemik (hanya ada di daerah

tersebut), yaitu

Raflesia arnoldi

di Sumatra.

Wilayah Indonesia bagian Barat juga banyak

dijumpai kawasan hutan mangrove (hutan bakau), antara

lain di pantai Timur Sumatra,

pantai Barat dan Selatan

Kalimantan, serta pantai Barat dan Utara Jawa.

b.b.

b.b.

b.

FlorFlor

FlorFlor

Flor

a di Indonesia Bagian T

a di Indonesia Bagian T

a di Indonesia Bagian T

a di Indonesia Bagian T

a di Indonesia Bagian T

engahengah

engahengah

engah

Daerah peralihan meliputi wilayah Pulau Sulawesi

dan kepulauan di sekitarnya serta Kepulauan Nusa

Tenggara. Di kawasan ini tidak kita jumpai adanya

hutan yang lebat. Jenis hutan yang ada hanyalah hutan

semusim atau hutan homogen yang tidak begitu

lebat, bahkan di kawasan Nusa Tenggara kita hanya

akan menjumpai adanya sabana dan stepa.

Sabana

adalah padang rumput yang luas dengan tumbuhan

kayu di sana-sini, sedangkan

stepa

adalah tanah kering

yang hanya ditumbuhi semak belukar. Kondisi ini

terjadi karena di wilayah Nusa Tenggara memiliki

curah hujan yang relatif lebih sedikit bila dibanding-

kan pulau-pulau lain di Indonesia. Jenis tumbuhan

yang mendominasi di wilayah Indonesia bagian

tengah, antara lain, jenis palma, cemara, dan pinus.

Persebaran flora dan fauna di

dunia dipelajari dalam cabang ilmu

biogeografi dengan menggunakan

pendekatan biogeografi sejarah

(yaitu melihat dari sudut pandang

perkembangan dan evolusi ke-

lompok organisme, iklim, migrasi,

gerakan bumi pada masa lalu, serta

hubungan ekologis masa lalu

dengan sekarang), serta pen-

dekatan biogeografi ekologi (yaitu

melihat dari sudut pandang

interaksi antarorganisme serta

interaksi organisme dengan

lingkungannya).

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

2.2.

2.2.

2.

Dunia Hewan (Fauna)

Dunia Hewan (Fauna)

Dunia Hewan (Fauna)

Dunia Hewan (Fauna)

Dunia Hewan (Fauna)

Keanekaragaman fauna di Indonesia secara langsung atau tidak

langsung dipengaruhi oleh keadaan floranya. Luasnya wilayah dan

sejarah geologi yang panjang menempatkan Indonesia sebagai

negara yang memiliki kekayaan fauna yang patut dibanggakan.

Berdasarkan penelitian, 17% jenis burung dunia, 16% jenis reptil

dunia, dan 12% jenis mamalia dunia dapat dijumpai di Indonesia.

Angka-angka tersebut belum termasuk fauna endemik, diperkira-

kan 200 dari 515 jenis mamalia di Indonesia adalah jenis mamalia

endemik, demikian pula 430 dari 1.519 jenis burung yang ada.

Sumber:

A0 Catalog Calendar

Gambar 1.13

Raflesia arnoldi,

salah satu bunga langka

kebanggaan Indonesia.

1515

1515

15

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

Kepulauan Indonesia memiliki sejarah

geologis yang menarik. Hal ini berpengaruh

terhadap persebaran faunanya. Laut yang

memisahkan antarpulau membatasi hubungan

antarfauna sejenis, sehingga mereka secara

berangsur-angsur berkembang dengan cara

mereka masing-masing sesuai dengan adaptasi

mereka terhadap lingkungan setempat. Hal

inilah salah satu faktor yang memunculkan

keanekaragaman fauna di Indonesia. Secara

garis besar, per

sebaran fauna di Indonesia

dapat dibedakan menjadi fauna Indonesia

bagian Barat, fauna Indonesia bagian tengah,

dan fauna Indonesia bagian Timur.

a.a.

a.a.

a.

Fauna Indonesia Bagian Barat

Fauna Indonesia Bagian Barat

Fauna Indonesia Bagian Barat

Fauna Indonesia Bagian Barat

Fauna Indonesia Bagian Barat

Fauna Indonesia bagian Barat adalah

fauna-fauna yang terdapat di Pulau Sumatra,

Kalimantan, Jawa, dan pulau-

pulau kecil di sekitarnya.

Dahulu pulau-pulau tersebut

merupakan satu daratan

dengan Semenanjung Malaka

(Benua Asia), sehingga flora

dan faunanya dapat ber-

kembang dan berpencar secara

bebas. Ketika Sumatra,

Kalimantan, dan Jawa terpisah

dari Benua Asia, maka masing-

masing daerah tersebut

membawa perwakilan jenis

flora

dan fauna yang sama.

Oleh karena itu, jenis fauna di

wilayah Indo

nesia bagian

Barat disebut juga dengan jenis

fauna Asiatis.

Beberapa ciri fauna Asiatis,

antara lain, banyak dijumpai

mamalia

ukuran besar, banyak

dijumpai berbagai jenis kera

dan jenis ikan air tawar, akan

tetapi sedikit jenis burung berwarna. Beberapa jenis fauna endemik

di wilayah Indonesia bagian Barat, antara lain, badak bercula satu,

burung merak, jalak bali, dan orang utan.

Sumber:

Indonesian Heritage, Margasatwa,

2002

Gambar 1.14

Beberapa jenis fauna endemik di

Indonesia.

anoa

komodo

Badak berculasatu

Cenderawasih

Sumber:

Indonesian Heritage - Margasatwa,

2002

Gambar 1.15

Beberapa contoh hewan Asiatis.

gajah

harimau

burung merak

burung

enggang

(hornbill)

orang utan

tapir

Jalak bali

badak bercula satu

babon

1616

1616

16

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

c.c.

c.c.

c.

Fauna Indonesia Bagian Timur

Fauna Indonesia Bagian Timur

Fauna Indonesia Bagian Timur

Fauna Indonesia Bagian Timur

Fauna Indonesia Bagian Timur

Fauna Indonesia bagian Timur

adalah jenis fauna yang terdapat di

Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan

beberapa pulau kecil di sekitarnya.

Dahulu pulau-pulau tersebut me-

rupakan satu kesatuan dengan Benua

Australia sehingga flora dan faunanya

dapat berkembang dan berpencar

secara bebas. Ketika Papua dan

beberapa pulau lainnya terpisah dari

Benua Australia, maka daerah-daerah

tersebut membawa perwakilan jenis

flora dan fauna yang sama. Oleh

karena itu, jenis fauna di wilayah

Indonesia bagian Timur disebut juga

dengan jenis fauna Australis.

Karakteristik fauna di wilayah Indonesia Timur berbeda

dengan karakteristik fauna di Indonesia bagian tengah. Perbedaan

wilayah ini dibatasi oleh garis khayal yang dikenal dengan sebutan

garis Webber

. Beberapa ciri fauna Australis, antara lain, memiliki

jenis mamalia berukuran kecil, hanya memiliki satu jenis kera,

terdapat jenis hewan berkantung, banyak terdapat jenis burung

berbulu indah, akan tetapi sedikit jenis ikan air tawar. Beberapa

jenis fauna endemik di wilayah Indonesia bagian Timur, antara

lain, burung cendrawasih, dan burung kasuari.

Pembagian wilayah flora dan fauna oleh garis Wallacea dan

Webber tersebut didasarkan pada kesamaan sifat makhluk hidup dan

sejarah geologi yang memengaruhi persebarannya. Apabila dipetakan,

b.b.

b.b.

b.

FF

FF

F

auna Indonesia Bagian T

auna Indonesia Bagian T

auna Indonesia Bagian T

auna Indonesia Bagian T

auna Indonesia Bagian T

engahengah

engahengah

engah

Jenis fauna Indonesia tengah terdapat di

Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan

beberapa pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia

bagian tengah ini merupakan fauna peralihan,

karena mempunyai ciri khas tersendiri bila

dibandingkan dengan fauna Indonesia

bagian Barat ataupun fauna Indonesia bagian

Timur. Perbedaan karakteristik fauna antara

Indonesia b

agian Barat dengan Indonesia

bagian tengah dibatasi dengan garis khayal

yang dikenal dengan sebutan

Garis Wallacea

.

Hewan khas yang terdapat di wilayah

Indonesia bagian tengah,

antara lain, burung

maleo, anoa, komodo, dan babirusa.

Sumber:

Indonesian Heritage - Margasatwa,

2002

Gambar 1.16

Beberapa contoh hewan di

kawasan peralihan.

babi rusa

anoa

komodo

burung maleo

Sumber:

Indonesian Heritage - Margasatwa

, 2002

Gambar 1.17

Beberapa contoh hewan Australis.

kakak tua

kadal salamander

possum

cenderawasih

kanguru

walaby

1717

1717

17

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

maka lintasan garis Wallacea dan Webber akan tampak seperti berikut

ini.

Kondisi Sosial Indonesia

Kondisi Sosial Indonesia

Kondisi Sosial Indonesia

Kondisi Sosial Indonesia

Kondisi Sosial Indonesia

C.C.

C.C.

C.

1.1.

1.1.

1.

Suku Bangsa

Suku Bangsa

Suku Bangsa

Suku Bangsa

Suku Bangsa

Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

suku bangsa dan keturunan. Secara etimologis,

sebagian besar suku bangsa di Indonesia berasal

dari keturunan rumpun bangsa Mongoloid. Mereka

pada umumnya tersebar di wilayah Indonesia

bagian Barat. Sebagian lagi, terutama yang tinggal

di wilayah Indonesia bagian Timur, merupakan

keturunan Melanesia dan Negroid.

Wilayah Indonesia yang sangat luas dengan

kondisi alam yang beraneka ragam menghasil-

kan suatu pola kehidupan masyarakat yang

beraneka ragam pula. Kebiasaan masyarakat

yang tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh

kondisi fisik lingkungan setempat. Hal inilah

yang menyebabkan bangsa Indonesia memiliki

beraneka ragam suku bangsa dengan berbagai

adat dan budayanya yang unik. Tercatat tidak

kurang dari 250 suku bangsa yang telah dapat

diidentifikasi di Indonesia. Beberapa suku bangsa

memiliki jumlah penduduk yang besar, di antara-

nya adalah suku Jawa (45% jumlah penduduk

Indonesia), Sunda (14% jumlah penduduk Indonesia), Madura (8%),

dan Batak (7%).

Sumber:

Ensiklopedi Nasional Indonesia

, 2004

Gambar 1.19

Sebagian dari keanekaragaman

suku bangsa dan budaya di Indonesia.

Garis Webber

Garis Webber

Sumber:

Altas lengkap

Gambar 1.18

Peta persebaran fauna di Indonesia serta pembagian wilayah Indonesia berdasarkan garis

Wallace dan Webber.

Keterangan :

Komodo

Banteng

Orangutan

Harimau

Beruang

Tapir

Gajah

Badak

Babirusa

Kerbau

Kuskus

Kakaktua

Kasuwari

Cenderawasih

Anoa

S

U

T

B

Skala 1 : 36.000.000

1818

1818

18

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

2.2.

2.2.

2.

PendudukPenduduk

PendudukPenduduk

Penduduk

Indonesia termasuk salah satu negara yang

memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Jumlah

penduduk Indonesia adalah 205,8 juta jiwa (BPS, 2005).

Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, Indonesia menempati

urutan keempat dunia setelah Amerika Serikat, urutan ketiga di Asia

setelah India dan merupakan negara dengan jumlah penduduk

terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan dari data-data kependudukan yang ada persebaran

penduduk di beberapa wilayah di Indonesia masih belum merata.

Sekitar 60% penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Ketidakmerataan penduduk di Indonesia menyebabkan pula

ketidakseimbangan daya dukung wilayah antara Pulau Jawa dengan

di luar Pulau Jawa. Kondisi demikian, merupakan suatu masalah

bagi pemerintah terkait dalam upaya pemerataan pembangunan

maupun dalam hubungannya dengan pertahanan dan keamanan. Hal

ini perlu mendapat perhatian dan upaya penanganan dari pemerintah

mengingat penduduk merupakan salah satu unsur penting yang dapat

menunjang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Ulasan tentang penduduk Indonesia dengan segala dinamikanya

dapat kalian pelajari lebih lanjut pada bab dinamika penduduk dalam

buku ini.

3.3.

3.3.

3.

BahasaBahasa

BahasaBahasa

Bahasa

Bahasa resmi yang digunakan di Indonesia adalah bahasa

Indonesia.

Bahasa Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Melayu

yang berkembang di beberapa negara di wilayah Asia Tenggara,

seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selain

bahasa Indonesia, terdapat sekitar 300 bahasa daerah dengan dialek

bahasa dan jenis aksaranya masing-masing. Beberapa bahasa daerah

yang berkembang, antara lain, bahasa Jawa (memiliki lebih dari 80

juta penutur dengan dialek daerah yang berbeda-beda) yang

digunakan di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Selain itu terdapat

juga bahasa dan dialek Sunda di Jawa Barat. Di Sumatra berkembang

bahasa dan dialek Aceh, Batak, dan Minangkabau. Di Kalimantan

berkembang bahasa Melayu dengan dialek Iban, Kahayan, dan

berbagai dialek daerah lainnya. Di Bali dan Nusa Tenggara

berkembang bahasa dan dialek Bali, Sasak, dan Sumbawa. Di Sulawesi

dan Minahasa berkembang bahasa dan dialek Toraja, Bugis, dan

Makassar. Adapun di Papua berkembang bahasa dan dialek Papua.

Keanekaragaman suku bangsa tersebut melahirkan

keanekaragaman budaya. Berbagai peninggalan budaya

yang terkenal antara lain, berbagai bentuk candi,

pakaian tradisional, tarian, wayang, kesusastraan,

upacara adat, dan berbagai seni pertunjukan lainnya.

Menurut Koentjaraningrat, suku

bangsa adalah suatu golongan

manusia yang terikat oleh kesadaran

dan jati diri mereka akan kesatuan

dari kebudayaan mereka yang

tidak ditentukan oleh orang yang

berada di luar sistem kebudayaan

mereka.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

1919

1919

19

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

Sumber:

Ensiklopedi Nasional Indonesia,

2004

Gambar Gambar 1.20

Upacara ritual

adat masih dilakukan masyarakat

Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

4.4.

4.4.

4.

AgamaAgama

AgamaAgama

Agama

Kepercayaan asli nenek moyang Indonesia

adalah animisme dan dinamisme. Animisme adalah

kepercayaan terhadap roh yang menempati benda-

benda tertentu. Adapun dinamisme adalah

kepercayaan bahwa benda-benda tertentu mem-

punyai kekuatan. Kepercayaan ini

sudah ada jauh

sebelum kedatangan ajaran agama di Indonesia.

Agama yang terbesar jumlah penganutnya di

Indonesia adalah agama Islam, > 85% penduduk-

nya memeluk agama ini. Agama lain yang ber-

kembang adalah agama Kristen, Katolik, Hindu,

Buddha, dan Kong Hu Cu. Selain itu terdapat berbagai jenis aliran

kepercayaan kepada Tuhan yang berkembang di masyarakat.

Selain perkembangan bahasa dan dialek daerah tersebut, terdapat

juga aksara-aksara lama selaku aksara daerah yang digunakan dalam

penulisan hasil-hasil kesusastraan masa lampau. Bentuk-bentuk aksara

tersebut, di antaranya aksara Jawa, aksara Bali, aksara Batak, dan

aksara Bugis.

5.5.

5.5.

5.

PendidikanPendidikan

PendidikanPendidikan

Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator penunjang naiknya

tingkat kualitas penduduk. Pada tahun ajaran 2000, tidak kurang

dari 28,7 juta anak Indonesia terdaftar sebagai siswa sekolah dasar.

Pemerintah mengadakan program wajib belajar 6 tahun bagi warga

negaranya. Kondisi ini kemudian semakin berkembang dengan

digalakkannya program pendidikan dasar hingga 9 tahun yang

meliputi pendidikan sekolah dasar (6 tahun) dan sekolah menengah

pertama (3 tahun). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas

penduduk Indonesia.

Buatlah kliping tentang kekayaan budaya daerah masyarakat Indonesia dari berbagai

media cetak! Kerjakan secara berkelompok dan serahkan hasilnya kepada bapak

/

ibu guru!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Kegiatan Ekonomi Penduduk Indonesia

Kegiatan Ekonomi Penduduk Indonesia

Kegiatan Ekonomi Penduduk Indonesia

Kegiatan Ekonomi Penduduk Indonesia

Kegiatan Ekonomi Penduduk Indonesia

D.D.

D.D.

D.

Kegiatan ekonomi meliputi semua bentuk kegiatan penduduk

dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi

manusia bermacam-macam. Secara garis besar dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu kegiatan ekonomi agraris dan kegiatan ekonomi

nonagraris.

2020

2020

20

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Sumber:

Indonesian Heritage - Tetumbuhan

, 2002

Gambar 1.22

Hamparan kebun kelapa

sawit di Sumatra yang difoto dari udara.

1.1.

1.1.

1.

Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan Ekonomi Agraris

Kegiatan ekonomi agraris adalah kegiatan ekonomi

penduduk dalam memanfaatkan faktor-faktor alam,

khususnya dalam bidang pertanian; termasuk di

dalamnya adalah peternakan, perikanan, perkebunan,

dan kehutanan. Pada umumnya, kegiatan ekonomi

agraris berpusat di daerah-daerah pedesaan yang masih

menyediakan lahan yang cukup luas.

Secara umum, pertanian atau persawahan banyak

diusahakan di daerah pedesaan Pulau Jawa, Sumatra,

Kalimantan, Bali, dan sebagian Sulawesi. Akan tetapi,

dari beberapa daerah tersebut, Pulau Jawa merupakan

pusat penghasil padi utama, hal ini dikarenakan kondisi

alam di Pulau Jawa sangat mendukung. Meskipun luas,

lahan pertaniannya semakin berkurang dari tahun ke

tahun. Selain pertanian, kegiatan ekonomi agraris lain yang

diusahakan adalah perikanan darat, perkebunan, dan peternakan.

Di wilayah Sumatra, kegiatan ekonomi

agraris didominasi oleh tanaman perkebunan. Jenis

tanaman perkebunan utama adalah kelapa sawit,

di samping teh, kopi, karet, dan beberapa jenis

buah-buahan.

Perkebunan kelapa sawit di

Sumatra merupakan yang terluas di Asia

Tenggara. Pertanian padi diusahakan di daerah

pedesaan, sedangkan perikanan darat banyak

diusahakan di danau, rawa-rawa, dan sungai-

sungai besar dengan menggunakan sistem

karamba. Adapun jenis ternak yang diusahakan

relatif sama dengan jenis ternak di Pulau Jawa.

Sumber:

Indonesian Heritage -

Manusia,

2002

Gambar 1.21

Persawahan

merupakan kegiatan ekonomi

agraris utama di Pulau Jawa.

Di wilayah Kalimantan, kegiatan ekonomi

agraris didominasi oleh hutan primer dan hutan produksi.

Keberadaan hutan di Kalimantan merupakan salah satu yang terluas

di dunia, di dalamnya tersimpan kekayaan flora dan fauna. Di

samping itu, kegiatan ekonomi agraris lain adalah perkebunan

(khususnya perkebunan kayu). Jenis peternakan yang diusahakan

relatif hampir sama dengan jenis peternakan di Pulau Jawa, namun

ada jenis peternakan yang unik dilakukan di Kalimantan, yaitu

peternakan jenis kerbau rawa. Adapun jenis perikanan darat banyak

diusahakan di danau, sungai, dan rawa-rawa.

Di wilayah Papua, kegiatan ekonomi agraris masih didominasi

oleh kegiatan kehutanan, perkebunan sagu, dan sistem pertanian

lahan kering (peladangan dan tegalan). Jenis tanaman yang di-

usahakan oleh penduduk pada umumnya jenis sayuran, sagu, umbi-

umbian, dan palawija yang digunakan sebagai bahan makanan pokok.

Jenis ikan air tawar di Papua sebenarnya sangat banyak dan beragam,

2121

2121

21

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

Sumber:

Trubus No 54 Maret

, 2004

Gambar 1.23

Usaha perikanan darat di

Danau Tempe.

Sumber:

Indonesian Heritage - Margasatwa,

2002

Gambar 1.24

Kawasan sabana di Nusa

Tenggara sangat mendukung usaha

peternakan kuda.

namun belum dibudidayakan lebih lanjut. Pe-

manfaatannya masih dilakukan dengan cara

tradisional, demikian juga dengan peternakan.

Kegiatan ekonomi agraris di Sulawesi dan

Maluku didominasi oleh kegiatan perkebunan

rempah-rempah, sagu, kopi, dan buah-

buahan.

Maluku memang terkenal sebagai penghasil rempah-

rempah,

terutama lada dan pala sejak zaman dahulu.

Sementara itu, kegiatan perikanan darat banyak

diusahakan dengan sistem karamba di perairan

danau, misalnya di Danau Tempe dan Danau Poso.

Di wilayah Nusa Tenggara, budidaya per-

tanian persawahan kurang cocok diterapkan, karena

di wilayah tersebut curah hujannya relatif lebih

sedikit bila dibandingkan dengan daerah lain.

Tanaman yang dibudidayakan adalah umbi-umbian,

palawija, serta tanaman perkebunan, seperti kopi,

cokelat, dan nira. Kegiatan peternakan di daerah

ini didominasi hewan-hewan besar, seperti kuda,

rusa, dan sapi. Hal ini dikarenakan pada daerah ini

banyak terdapat sabana atau padang rumput.

Selain itu, kekayaan hayati laut di perairan

Indonesia

juga menghasilkan udang, ikan, rumput

laut, dan mutiara. Secara umum, penangkapan ikan lebih intensif

diusahakan di perairan sebelah Barat Sumatra dan sebelah Selatan

Jawa, perairan Aru, serta perairan Laut Banda. Adapun perairan

Laut Jawa, Selat Malaka, dan Selat Makassar banyak menghasilkan

udang dan ikan; sedangkan mutiara banyak dibudidayakan di

perairan Lombok, perairan Aru, dan perairan Maluku.

2.2.

2.2.

2.

Kegiatan Ekonomi Nonagraris

Kegiatan Ekonomi Nonagraris

Kegiatan Ekonomi Nonagraris

Kegiatan Ekonomi Nonagraris

Kegiatan Ekonomi Nonagraris

Kegiatan ekonomi nonagraris umumnya lebih berkembang di

kawasan perkotaan, khususnya di kota-kota besar. Kegiatan

ekonomi nonagraris meliputi usaha pertambangan, industri,

perdagangan, dan jasa.

a.a.

a.a.

a.

PP

PP

P

erer

erer

er

tt

tt

t

ambanganambangan

ambanganambangan

ambangan

Pertambangan di Indonesia tersebar luas di berbagai wilayah

dan menghasilkan berbagai jenis bahan tambang. Akan tetapi, hasil

utama pertambangan di Indonesia adalah minyak dan gas (migas)

serta batu bara.

1)

Minyak dan Gas

Tambang-tambang minyak bumi diusahakan di darat

maupun di lepas pantai. Dalam suatu usaha eksplorasi minyak

bumi, kita juga menemukan gas alam. Oleh karenanya, minyak

dan gas (migas) merupakan andalan ekspor Indonesia.

2222

2222

22

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Sumber:

Jawa Pos,

November 2005

Gambar 1.26

Penggunaan briket batu bara

kembali digalakkan setelah meningkatnya

harga minyak dunia.

b.b.

b.b.

b.

Perindustrian

Perindustrian

Perindustrian

Perindustrian

Perindustrian

Industri adalah kegiatan memproses atau me-

ngolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau

bahan setengah jadi menjadi barang konsumsi dengan

menggunakan sarana dan peralatan; sedangkan

perindustrian adalah segala sesuatu yang bertalian

dengan proses-proses industri. Perkembangan industri

di Indonesia kian meningkat dari tahun ke tahun.

Setiap negara memiliki industri

strategis atau industri penting bagi

negaranya yang dapat berupa

industri yang bersifat padat karya

(labour intensive)

dan padat modal

(capital intensive)

.

Menurut departemen perda-

gangan, barang komoditas strategis

adalah barang-barang yang apabila

terbatas persediaannya di pasar

akan mengganggu stabilitas per-

ekonomian nasional.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Pusat-pusat pertambangan minyak

bumi Indonesia, antara lain, terdapat di

Perlak dan Lhokseumawe (NAD); Langkat

dan Pangkalanbrandan (Sumatra Utara);

Dumai, Duri, Natuna, Minas, Lirik, dan

Rumbai (Riau dan Kepulauan Riau); Jambi;

Muaraenim dan Prabumulih (Bengkulu);

Selat Sunda, Cirebon, dan Jatibarang

(Banten dan Jawa Barat); Cepu, Grobogan,

dan lepas pantai Rembang (Jawa Tengah);

Wonokromo dan Bojonegoro (Jawa Timur);

Balikpapan, Tarakan, Pulau Bunyu, dan Kutai

(Kalimantan Timur); Pulau Seram (Maluku),

serta Sorong, Babo, dan Klamono (Papua).

Negara kita merupakan penghasil gas alam terbesar di

dunia. Daerah penghasil gas alam utama adalah Plaju dan

Sungai Gerong (Sumatra Selatan) serta di Arun dan Bontang.

Gas alam yang telah diolah menjadi

Liquid Natural Gas

(LNG)

atau gas alam cair merupakan komoditas ekspor. Secara

berturut-turut, negara pengimpor LNG Indonesia terbesar

adalah Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

2)

Batubara

Penggunaan batubara dalam negeri saat

ini masih terbatas untuk keperluan industri,

padahal sejak awal tahun 1990-an, pemerintah

sudah mulai menyosialisasikan penggunaan

briket batubara untuk kebutuhan rumah

tangga.

Hal ini dimaksudkan untuk me-

ngurangi

konsumsi minyak sebagai bahan

bakar utama rumah tangga.

Pusat-pusat penambangan batubara di

Indonesia terdapat di Bukitasam dan

Sawahlunto (Sumatra); muara Sungai

Mahakam, Pulau Laut, lembah Sungai Berau,

dan lembah Sungai Kapuas (Kalimantan);

Sulawesi Selatan; Banten; dan Jawa Barat.

Sumber:

Ilmu Pengetahuan Modern - Transportasi,

2004

Gambar 1.25

Ekspor LNG dilakukan

menggunakan kapal khusus.

2323

2323

23

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

c.c.

c.c.

c.

Perdagangan

Perdagangan

Perdagangan

Perdagangan

Perdagangan

Perdagangan adalah suatu kegiatan jual beli (transaksi) barang

dari produsen kepada konsumen. Berdasarkan luas jangkauan

pemasaran, perdagangan dapat dibedakan menjadi berikut ini.

1)

Perdagangan lokal

; yaitu perdagangan yang berlangsung di

sekitar kota atau daerah tempat penjual atau produsen ber-

tempat tinggal, misalnya penjualan dalam satu kota atau dalam

satu eks karesidenan.

2)

Perdagangan regional

; yaitu perdagangan yang terjadi

antarwilayah, misalnya dari satu eks karesidenan ke wilayah

eks karesidenan lain, atau dari satu provinsi ke provinsi lain.

3)

Perdagangan nasional

; yaitu perdagangan yang terjadi antar-

wilayah di dalam negeri dan meliputi seluruh wilayah negara

yang bersangkutan. Jika wilayah negara tersebut berbentuk

kepulauan (seperti Indonesia), maka akan terjadi perdagangan

antarpulau yang disebut dengan

perdagangan intersuler

.

4)

Perdagangan internasional

; yaitu perdagangan yang terjadi

antarbangsa di dunia. Dalam perdagangan internasional

dikenal istilah ekspor dan impor. Ekspor adalah kegiatan

perdagangan dalam menjual barang ke luar negeri, sedangkan

impor adalah kegiatan perdagangan dalam membeli atau

mendatangkan barang dari luar negeri.

Pusat-pusat perdagangan biasanya terdapat di kota-kota, baik

di kota kecamatan, kota tingkat II, ibukota provinsi, hingga ibukota

negara, tergantung ruang lingkup pemasarannya. Dalam hal ini, pusat-

pusat perdagangan merupakan daerah-daerah yang merupakan

simpul

komunikasi dan transportasi, baik darat, laut, maupun udara.

Perkembangan sektor industri ini didukung oleh beberapa faktor,

antara lain, ketersediaan sumber

daya alam, ketersediaan sumber

daya manusia

(tenaga kerja), ketersediaan sarana dan prasarana yang

memadai (air bersih, listrik, jalur transportasi, dan komunikasi), potensi

pasar yang besar, serta kemampuan dalam penerapan teknologi.

d.d.

d.d.

d.

JasaJasa

JasaJasa

Jasa

Jasa merupakan aktivitas, kemudahan, atau

manfaat yang dapat dijual ke orang lain (konsumen)

yang membutuhkannya. Dalam perkembangan-

nya, jasa memegang peranan penting karena dapat

mendukung kegiatan perekonomian dan kegiatan

manusia pada umumnya. Bentuk-bentuk kegiatan

jasa, antara lain, jasa kesehatan, jasa hukum, jasa

perbankan, jasa transportasi dan perhubungan,

serta jasa telekomunikasi. Seperti halnya

perdagangan, pusat-pusat kegiatan jasa pada

umumnya terdapat di kota-kota besar sebagai

simpul komunikasi dan transportasi.

Sumber:

Kompas,

23 November 2007

Gambar 1.27

Lembaga keuangan perbankan

merupakan bentuk usaha di bidang jasa.

2424

2424

24

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Sumber:

Tempo,

4 Desember 2005

Gambar 1.28

Penangkapan ikan banyak

diusahakan di daerah pantai.

Seiring dengan kemajuan zaman, kegiatan

jasa mulai

berkembang di daerah-daerah, bahkan

saat ini kegiatan jasa sudah

mulai merebak hingga ke pedesaan, misalnya dengan adanya

fasilitas BRI unit, ranting perum pegadaian, pelayanan kredit petani

di kelurahan, pelayanan warung telekomunikasi (wartel), pelayanan

kesehatan, pos keliling, KUD, dan sebagainya. Pemerataan

pembangunan di sektor jasa ini merupakan salah satu upaya yang

dilakukan pemerintah dalam menekan laju urbanisasi.

Amatilah kehidupan sosial ekonomi di wilayah kelurahan atau desa kalian! Catatlah

hasil pengamatan kalian dalam bentuk tabel kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat,

baik agraris maupun nonagraris!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di

Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di

Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di

Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di

Hubungan antara Kondisi Fisik dan Sosial di

IndonesiaIndonesia

IndonesiaIndonesia

Indonesia

E.E.

E.E.

E.

Pola kehidupan manusia cenderung dipengaruhi oleh kondisi

fisik lingkungan setempat, tidak terkecuali dengan kehidupan sosial

ekonominya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pemanfaatan

lahan oleh manusia harus disesuaikan dengan kondisi fisik lainnya,

antara lain jenis tanah, cuaca, ketersediaan air, kemiringan lereng,

ataupun dengan kondisi curah hujannya.

Secara umum, pemusatan manusia atau penduduk menempati

wilayah yang mempunyai ciri fisik ideal, antara lain, topografinya

datar atau landai, mudah memperoleh air tanah, kondisi udara

sejuk, dan kondisi tanah yang subur. Akan tetapi, kondisi ideal ini

tidak tersebar merata di permukaan bumi ini. Oleh karena itu, manusia

dituntut mampu beradaptasi dan mengembangkan kemampuan

dirinya agar dapat mengurangi pengaruh lingkungan yang kurang

menguntungkan.

Berdasarkan pengaruh kondisi lingkungan fisiknya, aktivitas

sosial ekonomi manusia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu

aktivitas manusia di daerah pantai, di daerah dataran rendah, dan

di daerah dataran tinggi atau pegunungan.

1.1.

1.1.

1.

Daerah Pantai

Daerah Pantai

Daerah Pantai

Daerah Pantai

Daerah Pantai

Kegiatan manusia yang tinggal di daerah

pantai erat kaitannya dengan kegiatan perikanan

atau kelautan, antara lain, meliputi hal-hal berikut

ini.

a.

Usaha-usaha nelayan dalam menangkap

ikan.

b.

Pembuatan tambak-tambak untuk budidaya

ikan dan udang, di daerah payau.

2525

2525

25

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

Sumber:

Kompas,

19 Desember 2007

Gambar 1.29

Daerah dataran rendah

cocok untuk semua bentuk penggunaan

lahan seperti permukiman dan industri.

c.

Pembuatan tambak-tambak untuk menghasilkan garam.

d.

Budidaya mutiara dan rumput laut.

e.

Dalam bidang pertanian, dilakukan budidaya

perkebunan

kelapa dan pengolahan sawah pasang surut.

f.

Di beberapa wilayah pantai, telah difungsikan sebagai objek

wisata, sehingga membuka peluang pengembangan sektor

perdagangan dan jasa.

2.2.

2.2.

2.

Daerah Dataran Rendah

Daerah Dataran Rendah

Daerah Dataran Rendah

Daerah Dataran Rendah

Daerah Dataran Rendah

a.

Topografinya yang relatif datar membuat

kawasan

ini layak untuk semua bentuk

penggunaan lahan, baik itu untuk pertanian,

permukiman, industri, ataupun bentuk-bentuk

penggunaan lahan yang lain.

b .

Sebagai lahan pertanian, daerah dataran rendah

pada umumnya subur karena proses sedimen-

tasi. Jenis tanaman yang cocok, antara lain, padi,

palawija, kacang-kacangan, dan buah-buahan.

c.

Sebagai lokasi permukiman, daerah ini dapat

cepat mengalami perkembangan ke segala arah.

d.

Dari segi pembangunan sarana dan prasarana sosial, daerah

dataran rendah lebih mudah diusahakan. Hal ini dikarenakan

reliefnya datar sehingga sedikit ditemui barier alam serta

kondisi tanah yang cukup stabil.

e .

Sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dataran

rendah juga sangat cocok digunakan sebagai kawasan industri.

3.3.

3.3.

3.

Daerah Dataran Tinggi dan Daerah Pegunungan

Daerah Dataran Tinggi dan Daerah Pegunungan

Daerah Dataran Tinggi dan Daerah Pegunungan

Daerah Dataran Tinggi dan Daerah Pegunungan

Daerah Dataran Tinggi dan Daerah Pegunungan

Kondisi iklim di dataran tinggi dan pegunungan pada umum-

nya sedang hingga dingin. Hal ini sangat cocok untuk kegiatan-

kegiatan, berikut ini.

a.

Pertanian dan perkebunan, terutama untuk padi,

sayuran, teh, kopi, buah-buahan, serta berbagai

jenis bunga dan tanaman hias.

b.

Peternakan, terutama sapi, hal ini dikarenakan

ketersediaan rumput dan air yang pada

umumnya cukup melimpah.

c.

Sebagai tujuan wisata, karena pada umumnya,

daerah dataran tinggi dan daerah pegunungan

mempunyai pemandangan alam yang indah,

seperti air terjun, danau, dan agrowisata.

d.

Pada lereng-lereng pegunungan, biasanya

pemanfaatannya terbatas untuk areal hutan

lindung yang fungsinya telah dikembangkan

lebih lanjut menjadi hutan produksi ataupun hutan wisata.

Sumber:

Indonesia Heritage - Tetumbuhan,

2002

Gambar 1.30

Salah satu contoh

kegiatan pertanian padi sawah di

daerah pegunungan.

2626

2626

26

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

*

Unsur-unsur fisik wilayah Indonesia dapat dilihat dari letak dan

pengaruhnya, kondisi relief daratan serta persebaran jenis tanah.

*

Secara astronomis, negara Indonesia terletak antara 6

o

LU –

11

o

LS dan

94

o

BT – 141

o

BT, sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara

Benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudra Hindia dan

Samudra Pasifik.

*

Akibat pengaruh letak astronomis Indonesia, menyebabkan wilayah

Indonesia beriklim tropis dan memiliki tiga daerah waktu yaitu Waktu

Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu

Indonesia

Timur (WIT).

*

Dampak dari pengaruh letak geografis, Indonesia dilalui oleh angin

monsun

yang berganti arah setiap 6 bulan sekali dan menyebabkan

negara Indonesia

mengalami dua musim, yaitu penghujan dan kemarau.

*

Secara garis besar relief daratan Indonesia sangat bervariasi yang di-

karenakan sejarah dan formasi geologi yang unik.

*

Persebaran tanah secara vertikal dapat dilihat dari profil tanah yang

meliputi lapisan tanah atas, lapisan tanah bawah, lapisan bahan induk

tanah dan lapisan batuan induk. Sementara persebaran tanah secara hori-

zontal dapat dilihat dari beberapa jenis tanah di Indonesia yang meliputi

tanah organosol, latosol, regosol, aluvial, litosol, grumusol, andosol,

podzolik

merah-kuning dan tanah rendzina.

*

Persebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti iklim, kondisi tanah, relief daratan dan formasi geologi. Flora dan

fauna di Indonesia dikelompokkan menjadi flora dan fauna Indonesia

bagian Barat, bagian tengah, dan bagian Timur.

*

Kondisi sosial Indonesia meliputi suku bangsa, bahasa, agama dan pendidikan.

*

Kegiatan ekonomi penduduk Indonesia secara garis besar dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu sektor agraris dan nonagraris.

*

Hubungan antara kondisi fisik dan kondisi sosial di Indonesia dapat terlihat

dari berbagai aktivitas sosial ekonomi di daerah dataran rendah, di daerah

pantai dan di daerah dataran tinggi (pegunungan).

Berdasarkan kondisi fisik alamnya, termasuk di daerah mana kalian tinggal?

Sebutkan potensi-potensi alam yang dapat dan telah dikembangkan di daerah tempat

tinggal kalian! Tulislah hasil deskripsi kalian dalam buku tugas masing-masing,

kumpulkan untuk mendapatkan penilaian dari bapak/ibu guru!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

2727

2727

27

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Letak astronomis Indonesia adalah

... .

a.

6

o

LU - 11

o

LU dan 94

o

BT - 141

o

BT

b. 6

o

LU - 11

o

LS dan 94

o

BT - 141

o

BT

c.

6

o

LS - 11

o

LS dan 94

o

BB - 141

o

BB

d. 6

o

LU - 11

o

LS dan 94

o

BT - 141

o

BB

2. Berikut ini yang merupakan dampak atau pengaruh dari letak astronomis

Indonesia adalah ... .

a.

Indonesia memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarau

b.

Indonesia dilalui angin monsun yang berganti arah setiap 6 bulan sekali

c.

Indonesia memiliki tiga daerah waktu

d. Indonesia memiliki beraneka ragam budaya

3. Salah satu hewan endemik di Pulau Jawa adalah ... .

a.

anoa

c.

badak bercula satu

b.

tapir

d.

harimau

4. Berikut merupakan hewan-hewan endemik di Indonesia,

kecuali

... .

a.

Rafflesia arnoldi

c. komodo

b.

anoa

d.

badak bercula satu

5. Lahan di sekitar lembah-lembah sungai serta daerah-daerah dataran anjir

pada umumnya sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian karena daerah

ini sangat subur. Hal ini karena tanah yang berkembang adalah jenis tanah

... .

a.

litosol

c. andosol

b.

argonosol

d

. renzina

6. Kegiatan ekonomi agraris di Sumatra yang menonjol adalah ... .

a.

persawahan pasang surut

c. peternakan kerbau rawa

b.

perkebunan kelapa

d. perkebunan kelapa sawit

Renungkanlah!

Renungkanlah!

Renungkanlah!

Renungkanlah!

Renungkanlah!

Kondisi fisik wilayah yang meliputi unsur letak, relief daratan, jenis tanah,

keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna akan memengaruhi

kehidupan sosial penduduknya. Hal tersebut tercermin dari berbagai bentuk

aktivitas ekonomi yang dilakukan penduduk di berbagai bentang lahan baik

di daerah pantai, dataran rendah maupun dataran tinggi serta pegunungan.

Sehubungan dengan hal tersebut kita harus mampu mengenali berbagai unsur

fisik lingkungan tempat tinggal kita, supaya kita dapat beradaptasi, memanfaat-

kan potensi yang ada serta menjaga kelestariannya sehingga dapat dimanfaatkan

secara berkelanjutan.

2828

2828

28

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

7. Angin monsun Timur (Tenggara) yang bertiup antara bulan April – Oktober

dari daratan Australia menuju Asia akan berdampak bagi wilayah Indonesia

berupa ... .

a.

musim kemarau

c. musim dingin

b.

musim penghujan

d. musim pancaroba

8. Lapisan teratas tanah yang subur disebut ... .

a.

topsoil

c. regolith

b.

subsoil

d.

bedrock

9. Potensi utama pertambangan Indonesia selain minyak dan gas adalah ... .

a.

emas

c. nikel

b.

batubara

d. intan

10. Berikut merupakan faktor-faktor pembentuk tanah,

kecuali

... .

a.

cuaca/iklim

c.

topografi/kemiringan lereng

b.

bunga tanah

d. batuan induk

11.

Arah angin pada gambar di

samping membawa pengaruh

musim ... bagi sebagian besar

wilayah Indonesia.

a. kemarau

b. hujan

c. mareng

d. pancaroba

12. Pak Andi melakukan perjalanan dari Semarang pukul 09.00 WIB menuju

kota Timika dengan lama perjalanan 5 jam, maka Pak Andi akan sampai

tujuan pada pukul ... .

a.

14.00 WIB

c. 15.00 WIT

b.

14.00 WITA

d. 16.00 WIT

13. Posisi matahari cenderung berada di sebelah Selatan merupakan dampak

terjadinya gerak semu matahari. Kondisi ini pada umumnya terjadi pada

tanggal ... .

a.

23 Maret

c. 23 September

b.

21 Juni

d. 22 Desember

14. Antara pertengahan bulan September sampai Maret kedudukan matahari

berada di wilayah bumi bagian Selatan, maka pada saat itu Indonesia

mengalami musim ... .

a.

penghujan

c.

mareng

b.

kemarau

d . labuh

15. Berikut adalah jenis-jenis tanah yang bersifat kurang subur dan tidak cocok

untuk pertanian,

kecuali

jenis tanah ... .

a.

organosol

c. grumusol

b.

aluvial

d .

rendzina

2929

2929

29

Bab 1 Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk Indonesia

16. Kawasan sabana di Nusa Tenggara sangat potensial untuk kegiatan ... .

a.

pertanian lahan kering

c. peternakan kuda

b.

kehutanan

d. sawah pasang surut

17. Kegiatan ekonomi agraris yang banyak diusahakan di Pulau Kalimantan

adalah meliputi kegiatan berikut ini,

kecuali

... .

a.

hutan primer

c. pertanian lahan gambut

b.

hutan sekunder

d. perkebunan sagu

18. 1. Plaju dan Bukitasam

3. Dumai dan Pangkalanbrandan

2. Dumai dan Sawahlunto

4. Tarakan dan Wonokromo

Kota-kota di atas yang merupakan pusat pertambangan minyak dan gas

ditunjukkan dengan nomor ... .

a.

1

c. 3

b. 2

d. 4

19. Peternakan khas yang dapat dikembangkan di Kalimantan karena pengaruh

kondisi alamnya adalah peternakan ... .

a.

kuda

c.

babi hutan

b.

kerbau rawa

d.

sapi hutan (anoa)

20. Berikut ini adalah berbagai kegiatan sosial ekonomi yang dilakukan

masyarakat yang tinggal di daerah pantai,

kecuali

... .

a.

pembuatan tambak-tambak garam

b.

pertanian pasang surut

c.

pengembangan sektor pariwisata

d. pertanian ladang

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Jelaskan letak astronomis dan geografis Indonesia serta pengaruhnya

terhadap kondisi iklim di Indonesia!

2. Jelaskan proses terjadinya musim penghujan dan musim kemarau di Indonesia

dengan disertai gambar!

3. Berilah penjelasan secara singkat tentang tiga jenis tanah di Indonesia yang

kalian ketahui!

4. Sebut dan jelaskan jenis-jenis perdagangan berdasarkan luas jangkauan

pemasarannya!

5. Mengapa pusat-pusat perdagangan pada umumnya terdapat di kota-kota?

Jelaskan beberapa faktor yang memengaruhinya!

6. Gambarkanlah skema gerak semu matahari! Apa dampaknya terhadap

perubahan musim di Kepulauan Indonesia?

7. Apa yang dimaksud dengan perdagangan

intersuler

? Berilah contohnya!

8. Sebutkan jenis-jenis tanah berdasarkan proses pembentukan dan tingkat

kesuburannya!

9. Jelaskan ciri-ciri industri besar dan berikan contohnya!

10. Mengapa pemerintah perlu melakukan pemerataan pembangunan hingga

ke daerah-daerah?

3030

3030

30

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

PETPET

PETPET

PET

A KA K

A KA K

A K

ONSEPONSEP

ONSEPONSEP

ONSEP

BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK

BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK

BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK

BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK

BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK

Sensus

Registrasi

Survei

Data kependudukan

Piramida

penduduk

Sex ratio dan

Dependency

ratio

Migrasi

Kuantitas

Kualitas

Tingkat

pendidikan

Pendapatan

perkapita

Jumlah

penduduk

Pertumbuhan

penduduk

Kepadatan

persebaran

penduduk

Upaya pemerintah

mengatasi masalah

kependudukan

Dinamika Penduduk

Tingkat

kesehatan

Dampaknya

Terhadap

Pembanguna

Masalah Kependudukan